Waspada Rabies: Kenali Bahayanya dan Langkah Penanganannya
Rabies, atau yang sering disebut penyakit anjing gila, adalah penyakit infeksi virus akut pada susunan saraf pusat yang bersifat fatal. Penyakit ini dapat menyerang semua hewan berdarah panas, termasuk manusia. Di Indonesia, rabies masih menjadi ancaman serius, terutama di daerah-daerah yang endemik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan memahami langkah-langkah penanganan yang tepat.
Bagaimana Rabies Menular?
Penularan rabies umumnya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Air liur hewan yang terinfeksi mengandung virus dan dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka gigitan atau cakaran. Hewan pembawa rabies yang paling umum adalah anjing, kucing, dan kera. Namun, hewan liar seperti kelelawar, rakun, dan rubah juga dapat menjadi pembawa virus ini.
Gejala Rabies pada Hewan
Mengenali gejala rabies pada hewan sangat penting untuk pencegahan dini. Hewan yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan beberapa tanda, antara lain:
- Perubahan perilaku: Hewan menjadi lebih agresif, gelisah, atau justru sangat jinak dan tidak wajar.
- Liur berlebihan: Produksi air liur meningkat drastis, seringkali terlihat mulutnya berbusa.
- Sulit menelan: Hewan kesulitan minum atau makan, bahkan menunjukkan tanda-tanda ketakutan terhadap air (hydrophobia).
- Lumpuh: Kelumpuhan dimulai dari kaki belakang dan menyebar ke seluruh tubuh.
- Hilang kesadaran: Pada tahap akhir, hewan akan mengalami kelumpuhan total dan kematian.
Gejala Rabies pada Manusia
Masa inkubasi virus rabies pada manusia bervariasi, bisa berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, tergantung lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk. Setelah gejala muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Gejala awal rabies pada manusia meliputi:
- Nyeri atau kesemutan di area gigitan.
- Demam, sakit kepala, dan lemas.
- Cemas, gelisah, dan insomnia.
Setelah gejala awal, akan berkembang menjadi gejala neurologis yang parah:
- Hidrofobia (takut air): Kejang otot leher dan tenggorokan saat melihat atau mencoba minum air.
- Aerofobia (takut udara): Kejang saat terpapar hembusan angin.
- Agitasi, halusinasi, dan perilaku agresif.
- Kelumpuhan progresif.
- Akhirnya, koma dan kematian akibat gagal napas.
Langkah Penanganan Jika Digigit Hewan Penular Rabies
Mengingat rabies adalah penyakit yang mematikan, penanganan setelah gigitan sangat krusial dan harus dilakukan sesegera mungkin:
- Cuci Luka Sesegera Mungkin: Langkah pertama yang paling penting adalah mencuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit. Tindakan ini bertujuan untuk membilas virus yang mungkin menempel di luka. Setelah itu, oleskan larutan antiseptik seperti povidone-iodine atau alkohol 70% pada luka.
- Segera Pergi ke Fasilitas Kesehatan: Setelah membersihkan luka, segera kunjungi puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan terdekat. Jelaskan secara detail kronologi kejadian, termasuk jenis hewan yang menggigit dan kondisinya.
- Vaksin Anti-Rabies (VAR) dan Serum Anti-Rabies (SAR): Dokter akan menentukan apakah Anda memerlukan Vaksin Anti-Rabies (VAR) dan/atau Serum Anti-Rabies (SAR).
- VAR diberikan untuk memicu pembentukan antibodi dalam tubuh. Pemberian VAR dilakukan dalam beberapa dosis sesuai jadwal yang ditentukan.
- SAR diberikan jika luka gigitan dalam, di area yang berisiko tinggi (misalnya wajah, leher, atau tangan), atau jika hewan penularnya tidak dapat diobservasi. SAR memberikan perlindungan cepat karena mengandung antibodi siap pakai.
- Observasi Hewan Penular (Jika Memungkinkan): Jika hewan yang menggigit adalah hewan peliharaan (anjing atau kucing) dan bisa diobservasi, amati perilaku hewan tersebut selama 10-14 hari.
- Jika hewan tetap sehat selama masa observasi, kemungkinan besar hewan tersebut tidak rabies dan pemberian VAR dapat dihentikan (sesuai rekomendasi dokter).
- Jika hewan sakit, mati, atau menunjukkan gejala rabies selama observasi, maka pemberian VAR harus dilanjutkan hingga tuntas.
- Jika hewan yang menggigit adalah hewan liar atau tidak dapat diobservasi, maka pemberian VAR harus dilanjutkan hingga tuntas.
Pencegahan Rabies yang Efektif
Pencegahan adalah kunci utama dalam memerangi rabies:
- Vaksinasi Hewan Peliharaan: Pastikan anjing dan kucing peliharaan Anda divaksinasi rabies secara rutin sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter hewan. Ini adalah langkah paling efektif untuk melindungi hewan dan manusia.
- Hindari Kontak dengan Hewan Liar: Jangan menyentuh atau memprovokasi hewan liar.
- Laporkan Hewan Liar atau Hewan dengan Gejala Rabies: Jika Anda melihat hewan liar yang menunjukkan perilaku aneh atau hewan peliharaan yang dicurigai rabies, segera laporkan kepada dinas peternakan setempat atau petugas kesehatan hewan.
- Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies dan cara pencegahannya sangat penting.
Rabies adalah ancaman nyata, namun dengan kewaspadaan dan penanganan yang cepat dan tepat, kita dapat melindungi diri dan komunitas dari bahaya penyakit mematikan ini. Selalu ingat: cuci luka, segera ke dokter, dan vaksinasi hewan peliharaan Anda.